Jumat, 17 April 2020

Business Model Canvas

Assalamualaikum Wr. Wb.
Syalom...

 Halo semuanya, kembali lagi sama anantas nih... Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi tentang bagaimana memanfaatkan Business Model Canvas untuk merencanakan bisnis bagi pebisnis pemula (StartUp) seperti saya. Sebelum kita masuk ke pembahasan tentang Business Model Canvas itu sendiri, saya ingin membahas terlebih dulu mengapa Business Model Canvas bisa menjadi sebuah tools yang efektif untuk membuat perencanaan bisnis. 

  • Apa itu Business Model Canvas?
  • Mari kita mengenal tentang Business Model Canvas (BMC)
  • Manfaat dan Kelebihan Business Model Canvas
  • 9 Langkah Menggunakan Business Model Canvas
    • Langkah 1 – Customer Segment
    • Langkah 2 – Value Proposition
    • Langkah 3 – Channels
    • Langkah 4 – Customer Relationship
    • Langkah 5 – Revenue Stream
    • Langkah 6 – Key Activities
    • Langkah 7 – Key Resources
    • Langkah 8 – Key Partnership
    • Langkah 9 – Cost Structure

APA YANG DIMAKSUD BUSINESS MODEL (MODEL BISNIS)

  Saya sudah punya sebuah ide, kemudian saya harus merumuskan juga business model saya untuk divalidasi. Tapi, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan business model itu? mari di simak!
  Business model, atau model bisnis secara sederhana dapat diartikan sebagai proses bagaimana perusahaan menciptakan value dan mendapatkan keuntungan dari value yang diciptakannya secara berkelanjutan

Mengenal Apa itu Business Model Canvas

  Akhirnya sampailah kita pada pemabahsan apa itu Business Model Canvas (BMC). BMC adalah sebuah tools yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, yang dipopulerkan melalui bukunya Business Model Generation. BMC dikembangkan untuk membantu organisasi bisnis dan pengusaha pemula untuk memetakan dan melakukan analisa terhadap model bisnis mereka. Secara umum, BMC dikembangkan dengan mempertimbangkan 9 blok utama yang harus diperhatikan dalam memetakan model bisnis. Kesembilan blok utama ini, semua terangkum dalam satu canvas (1 halaman). Inilah yang juga membuat BMC unggul karena dengan kesederhanaannya yang hanya terdiri dari 1 halaman ini, ternyata powerful untuk memberikan pemahaman tentang model bisnis secara utuh.
Berikut adalah bentuk dari Business Model Canvas
Kesembilan blok yang ada di BMC tergabung dalam 1 kanvas, yang mewakili kunci utama pendorong keberhasilan suatu bisnis,
  1. Customer Segments : Siapa konsumen Anda? Seperti apa deskripsi orang yang ingin masalahnya Anda pecahkan? Bagaimana karakteristik mereka? Apa yang mereka pikirkan? Rasakan? Lakukan?
  2. Value Proposition : Solusi apa yang Anda tawarkan ke konsumen Anda? Apa yang menarik dari solusi Anda? Apa yang membuat konsumen mau memilih, membeli, dan menggunakan value Anda?
  3. Channels : Bagaimana cara agar value / solusi masalah Anda bisa sampai ke tangan konsumen?
  4. Customer Relationship : Bagaimana cara Anda berinteraksi untuk menjaga loyalitas konsumen?
  5. Revenue Streams : Bagaimana cara bisnis menghasilkan uang dari value yang ditawarkan?
  6. Key Activities : Apakah aktivitas kunci atau strategi kompetitif yang dilakukan bisnis untuk menciptakan value proposition nya?
  7. Key Resources : Apa saja sumber daya yang harus dimiliki perusahaan agar dapat kompetitif dalam menciptakan value?
  8. Key Partnership : Siapa partner yang mendukung organisasi agar selalu kompetitif?
  9. Cost Structure : Apa saja faktor – faktor yang membentuk biaya yang harus dikeluarkan?
MANFAAT DAN KELEBIHAN BUSINESS MODEL CANVAS
  BMC menjadi populer tidak hanya di perusahaan besar yang mapan, namun juga populer di kalangan entrepreneur dan juga intrapreneur dalam memetakan, menganalisis, validasi, dan melakukan inovasi di model bisnis yang telah ada. Secara mendasar, sebagai praktisi, saya menemukan ada 3 manfaat utama dari BMC.
  1. FOKUS : Satu hal yang paling saya rasakan dengan membuat Business Model Canvas ini adalah mampu menajamkan fokus dan membuat kejelasan mengenai model bisnis yang diajukan, ketimbang membuat rencana bisnis yang tebalnya berhalaman – halaman.
  2. FLEKSIBEL : BMC sangat bermanfaat karena mudah untuk dimodifikasi dengan tetap memberi pandangan secara menyeluruh terhadap model bisnis
  3. TRANSPARANSI : Sebagai pendiri beberapa bisnis, BMC seringkali saya gunakan untuk mengomunikasikan visi dan model bisnis kepada tim, dan dengan BMC tim menjadi lebih mudah mengerti apa model bisnis di organisasi.

9 Langkah Menggunakan Business Model Canvas

  Menurut saya memang paling enak melakukannya dengan praktik langsung. Jadi saya menyarankan kalian untuk mencetak template Business Model Canvas di kertas A3, mempersiapkan sticky notes dengan 2 warna berbeda, kemudian mulai mengisi BMC kalian sesuai dengan bisnis yang ingin atau dengan kalian jalankan saat ini. Bagi kalian yang belum pernah sama sekali menggunakan Business Model Canvas sebelumnya, berikut ini adalah tutorial singkat yang saya rangkai untuk mempermudah pemahaman kalian:
  • LANGKAH 1 : Customer Segments

  Customer segments atau segmen konsumen yang ditarget merupakan hal terpenting yang harus bisa dijawab dari Business Model Canvas. Kebanyakan model bisnis tidak memberikan hasil yang diharapkan karena customer segment tidak dapat didefinisikan dengan jelas. Untuk dapat mengisi customer segment dengan jelas, hal berikut ini perlu diperhatikan:
1. Customer Segment Dimensions (Dimensi Segmen Konsumen). Perhatikan apakah bisnis Anda menargetkan konsumen single atau multi-sided market? Maksud multi-sided market, misalnya Facebook yang memiliki model bisnis untuk melayani dua pihak : advertiser dan user.
2. Customer Characteristics (Karakteristik Konsumen). Setelah memetakan dimensi segmen, maka selanjutnya adalah mendefinisikan karakter segmen di masing – masing dimensi tadi. Sebagai contoh, apabila kita memiliki segmen user, maka user yang karakteristiknya seperti apa?
3. Customer Problems / Needs (Masalah / Kebutuhan Konsumen). Satu hal yang perlu Anda lakukan adalah mengurangi asumsi apa yang dibutuhkan konsumen dengan bertanya langsung kepada mereka. Buat pengamatan lapangan atau wawancara langsung agar Anda semakin dekat dengan konsumen Anda.
  • LANGKAH 2 : Value Propositions

  Ketika pemetaan customer segment sudah jelas, maka selanjutnya kita memilih mana masalah atau kebutuhan dari pelanggan itu yang ingin kita penuhi? Selain itu, di value proposition juga harus mempertimbangkan apa keunikan / keunggulan solusi yang kita tawarkan dibandingkan solusi lainnya?. Maka dari itu, siapkan sticky notes dan tuliskan sebanyak – banyaknya value proposition yang kalian persiapkan sebagai cure atau obat untuk mengatasi masalah dari konsumen. Setelah kalian menemukan value proposition, pastikan kalian menghubungkan koneksi antara VP yang kalian miliki dengan customer segment yang telah kalian petakan.
  • LANGKAH 3 : CHANNELS

  Channels dalam BMC adalah entitas yang digunakan oleh organisasi bisnis untuk membuat value proposition yang sudah dibuat itu ‘sampai’ ke konsumen. Biasanya saya menggunakan framework AIDA (Attention – Interest – Desire – Action)sebagai tahap awal, ditambah bagaimana proses pengiriman barang atau jasa tersebut ke konsumen.  Misalnya, apa yang bisa dilakukan untuk menarik attention konsumen terhadap value proposition yang dibuat? Beberapa pilihan menarik, antara lain: Membuat iklan, Memasang FB Ads atau Google Adwords.
  • LANGKAH 4 : Customer Relationship

  Bagian customer relationship diisi tentang bagaimana kita berinteraksi kepada konsumen setelah terjadi transaksi, untuk memastikan konsumen puas dengan value yang kita tawarkan sepanjang hingga akhir life cycle nya. Perusahaan penerbangan, misalnya setelah kita menggunakan jasa penerbangannya umumnya akan ditawarkan berbagai email penawaran, memberikan membership khusus, yang apabila sudah mencakup beberapa poin akan mendapatkan benefit tertentu.
  • LANGKAH 5 : Revenue Stream

Revenue streams adalah pendapatan yang diterima oleh perusahaan atau organisasi yang berasal dari value proposition yang ditawarkan. Hal paling penting adalah harus terjadi koneksi yang clear antara revenue stream yang dihasilkan dari value proposition, dan customer segment mana yang membayar untuk hal tersebut.
  • LANGKAH 6 : Key Activities

Untuk menciptakan value proposition yang lebih baik dan kompetitif, tentunya ada beragam aktivitas kunci untuk dapat menghasilkan value porposition sesuai dengan yang diharapkan. Aktivitas ini adalah aktivitas pokok yang apabila hilang atau tidak ada, maka value proposition yang kompetitif tidak dapat direalisasikan.
  • LANGKAH 7 : Key Resources

Key resources adalah sumber daya strategis yang dibutuhkan untuk menunjang key activities agar bisa berjalan lancar untuk menghasilkan value proposition sesuai dengan yang diharapkan. Dengan terpetakannya key resource, diharapkan sebuah bisnis dapat menjadi lebih kompetitif dibandingkan pesainya.
  • LANGKAH 8 : Key Partnership

Sebuah organisasi bisnis tentunya tidak bisa berjalan hanya mengandalkan dirinya sendiri. Ketimbang mengembangkan dan menjalankan semuanya sendiri, ada baiknya untuk bekerjasama dengan mereka yang telah expert di bidangnya masing – masing.
  • LANGKAH 9 : Cost Structure

Cost structure adalah daftar biaya yang dikeluarkan oleh organisasi bisnis dalam rangka menciptakan value proposition kepada konsumen. Biasanya, cost structure ini ‘ditarik’ dari key activities.Pemetaan struktur biaya perlu dilakukan dengan lebih hati – hati, karena sangat penting apabila organisasi bisnis ingin dibuat dalam skala yang lebih besar dari sebelumnya.

Contoh Usaha Bisnis Model Kanvas Makanan Ringan

Salah satu contoh bisnis model kanvas makanan adalah dengan membuka usaha strawberry. Tujuannya adalah membuat makanan sehat yang berasal dari buah strawberry yang segar. Jadi, untuk cara membuatnya cukup mudah. Namun, bila kalian masih kesulitan membuat bisnis model kanvas dari makanan, maka coba saja jawab pertanyaan ini dulu. Sehingga, Anda tahu seperti apakah contoh BMC makanan yang benar.
  1. Siapakah yang bakal membeli produk Anda dan siapa yang akan membayar jasa Anda?
  2. Mengapa konsumen harus menggunakan jasa atau produk Anda? Seperti apakah kelebihan bisnis Anda daripada kompetitor lainnya? Apa yang membuat bisnis Anda menarik?
  3. Bagaimana cara konsumen mengetahui produk yang Anda tawarkan dan bagaimanakah caranya supaya jasa atau produk Anda sampai ke pelanggan?
  4. Berbicara tentang customer relationships, maka bagaimana caranya supaya Anda dapat selalu terhubung dengan para pelanggan dan bagaimana juga caranya supaya Anda bisa memastikan mereka puas atau  tidak?
  5. Bagaimanakah caranya agar bisnis Anda dapat menghasilkan uang dan apa saja produk yang mau dijual?
  6. Kegiatan apa yang dilakukan demi menciptakan value proposition dan strategi seperti apakah yang harus dilakukan?
  7. Sumber daya apakah yang wajib ada demi menjalankan bisnsi, dan aset apa yang dibutuhkan supaya dapat bersaing dengan bisnis yang sama? Ke delapan, siapakah yang bisa mengerjakan semua kebutuhan perusahaan diluar key activitiesnya? Siapakah supplier yang bisa menentukan kesuksesan bisnis kalian?
  8. Pengeluaran apa saja supaya bisnis bisa berjalan? Dengan memahami pertanyaan itulah, dijamin kalian bisa mencoba contoh bisnis model kanvas makanan ini:

Sebagai pengusaha pemula yang ingin memulai bisnis, membuat business plan tidak ada salahnya. Hanya saja, hal yang perlu dipastikan terlebih dahulu adalah apakah ide yang dibawa memiliki model bisnis yang valid. Business Model Canvas, adalah sebuah tools yang sangat menarik untuk kalian coba dalam rangka menguji model bisnis Anda.
Dengan model bisnis yang sudah teruji, barulah kemudian Anda mencoba membuat business planyang lebih detil sambil kemudian pitching kepada investor untuk meningkatkan skala bisnis Anda menjadi lebih besar. Semoga informasinya bermanfaat untuk mewujudkan ide bisnis yang kalian ingin atau sedang kalian jalankan saat ini. Akhir kata saya ucapkan terimakasih banyak telah menyimak. Trust me, your business is your self.
salam, see you next time.

Jumat, 10 April 2020

Produk dan Penentuan Harga Jual

Assalamualaikum Wr. Wb.
Syalom nama budaya.


BAGAIMANA CARA MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK AGAR TIDAK MENGALAMI KERUGIAN TETAPI TETAP MENGUTAMAKAN KUALITAS?


  Halo teman-teman pembaca, kali ini saya akan membagikan sedikit cerita seputar dunia bisnis lagi nih. Pastinya sebagai sorang pengusaha terutama untuk para start-up pastinya harus mampu memikirkan bagaimana cara menentukan harga jual produk agar tidak rugi bukan? sudah pasti semua orang bahkan semua pengusaha pun begitu dalam dunia bisnis. Agak sulit untuk memberikan harga buat kita para pemilik usaha yang baru memulai bisnis. Jika kita memberikan harga yang terlalu tinggi, otomatis tidak akan banyak pelanggan mau membeli. Namun, ada dua hal yang bisa membuat produk kamu laku walaupun harga mahal, yakni kualitas dan juga popularitas.

  Bukan hal yang baru lagi jika seorang dengan popularitas tinggi dapat menjual produk dengan harga selangit tetapi tetap banyak yang membeli di pasaran. Sebab, mereka memiliki pengaruh yang besar sehingga banyak pelanggan yang rela menghabiskan uang banyak untuk mendapatkan produknya. Kemudian, kualitas bagus juga mampu menarik pelanggan untuk datang.
  Masalahnya disini adalah kita seorang pengusaha baru yang bukan dari orang terkenal. Kita belum bisa memberikan bukti jika produk yang dijual memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk lainnya. Lalu cara apa yang harus digunakan oleh kita untuk menentukan harga jual produk? yuk simak penjelasan dibawah ini! Selamat membaca.
1. MarkUp Pricing
 Ini merupakan sebuah metode untuk mendapatkan harga jual produk dengan cara menambahkan beberapa persen harga dari pembelian bahan baku. Dengan kata lain, kamu harus bisa mengkalkulasi terlebih dahulu berapa modal yang dibutuhkan sebelum mendapatkan markup pricing-nya. Persentase tersebut yang nantinya akan menjadi keuntungan yang bisa kamu raih dari sebuah produk. Misal saya memiliki usaha makanan ringan dengan bahan baku modal 18.000/box, markup yang ingin saya tambahkan adalah sebesar 15% . Jadi berapa keuntungan yang bisa saya peroleh dalam markup tersebut? Harga Jual= Rp. 18.000 + (Rp. 18.000 x 15%), Harga Jual= Rp. 25.000/porsi. Dalam problem solving makanan ringan tersebut, saya akan mendapatkan untung sekitar Rp. 5.000 apabila ingin menggunakan markup sekitar 15%. Kurang lebih, begitu cara menentukan harga jual produk dengan metode markup pricing.
2. Margin Pricing
 Jika markup menggunakan persentase untuk mendapatkan keuntungan, margin pricing merupakan metode yang sebaliknya. Kamu harus menentukan terlebih dahulu berapa besar produk yang akan dijual. Setelah itu, kamu bisa masukkan ke dalam rumus di bawah untuk menentukan berapa besar persentase profit yang diambil. Dari situ, kamu bisa tentukan apakah harga yang diberikan terlalu besar atau tidak.Misalnya, saya berjualan makanan ringan dengan modal Rp. 18.000 dan ingin menjualnya seharga Rp. 30.000/box. Apakah keuntungan yang diambil terlalu besar atau tidak? Rumusnya adalah "Margin= (Harga Jual – Harga Modal)/Harga Jual". Margin= (30.000 – 18.000)/ 30.000, Margin= 0,73 atau 73%. Jadi, keuntungan yang saya dapatkan dalam makanan ringan per box maka mencapai 73%. Jika menurut saya terlalu besar, saya bisa ubah agar profit yang dihasilkan tidak melebihi 50% dari harga modal awal. Kenapa? karena biasanya memang profit normal sebuah produk tidak lebih dari angka tersebut.


3. Value Based Pricing
  VBP merupakan cara menentukan harga jual sebuah produk paling unik. Sebab, kita akan memberikan harga sesuai dengan nilai yang didapatkan oleh konsumen. Dengan kata lain, konsumen yang berhak untuk menentukan seberapa mahal barang tersebut, atau willing to pay (WTP). Masalahnya, setiap konsumen pasti punya WTP yang berbeda. Memang sangat sulit bagi sebuah pemilik usaha untuk menggunakan metode ini. Biasanya, ada dua cara yang mereka lakukan, yang pertama adalah melakukan riset terhadap beberapa responden. Setiap responden akan memberikan penilaian dan juga harga terhadap produk yang tengah dirilis. Cara kedua adalah dengan memberikan harga tinggi secara langsung. Para pelanggan sendiri biasanya akan rela untuk membayar mahal sebuah produk berdasarkan beberapa hal, kualitas produk, populatiras dan kelangkaan. Ketiga alasan tersebut merupakan alasan beberapa brand memilih untuk menjual produk mereka secara limited alias terbatas. Semakin langka sebuah produk, semakin mahal juga harga yang akan diberikan.
4. MRSP (Manufacturer Suggested Retail Price)
  Manufacturer Suggested Retail Price adalah harga produk yang biasanya sudah disarankan oleh sang pemilik usaha kepada konsumennya. Di Indonesia sendiri, kita bisa mengenalnya dengan tulisan “harga eceran yang disetarakan”. Biasanya, MSRP cuma digunakan untuk perusahaan manufaktur, salah satunya adalah otomotif atau kendaraan bermotor serta mobil. Namun, apakah MSRP dapat berubah walaupun harganya sudah ditentukan? 
  Dalam beberapa hal, ada retailer yang dengan sengaja menaikkan harga produk walaupun terpasang label MSRP. Sebenarnya, tidak ada aturan yang melarang harga diubah. Terlebih lagi, permintaan pasar yang sedang meninggi namun produknya terbatas alias sudah hampir habis. Ada juga beberapa retailer yang menjual produk lebih murah dari MSRP karena stok yang terlampau banyak.
5. Keystone Pricing
 Keystone Pricing merupakan sebuah metode yang mana digunakan oleh seorang retailer untuk melipat gandakan harga modal dari produk yang akan dijual kepada konsumen. Misalnya, kita membeli sebuah celana dengan modal Rp. 40.000 tetapi menjualnya dengan margin keuntungan 100%. Jadi, konsumen kita harus membayarnya dengan harga Rp. 80.000. Apakah cara ini diperbolehkan?. ternyatakeystone pricing merupakan cara kuno yang telah digunakan toko-toko retailer terkemuka di dunia. Hingga saat ini, metode tersebut masih digunakan karena mampu memberikan profit yang lebih besar bahkan mencapai 2 kali lipat dari harga modal awal. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menggunakan keystone pricing, salah satunya adalah kita harus memastikan jika produk yang dijual memenuhi standar kualitas dan kelayakan. Kenapa begitu? karena konsumen tidak akan ada yang mau membayar mahal apabila produk yang dijual merupakan produk yang bisa ditemukan di tempat lain dengan harga lebih murah.

Cara Menentukan Harga Jual Produk

  Jadi, kurang lebih ada lima cara menentukan harga jual sebuah produk yang bisa kita gunakan. Dari semua cara yang sudah dijelaskan di atas, mana yang menurut kita paling masuk akal digunakan dan mana yang paling bisa memberikan profit paling besar dalam usaha kita? Ingatlah satu hal, menjadi pengusaha bukan hanya untuk mencari untung tetapi juga memberikan produk terbaik kepada konsumen.

  Sekian informasi yang bisa saya sampaikan, semoga penjelasan diatas dapat memberikan manfaat bagi kalian dan tentunya mendapatkan ilmu baru dalam meraih peluang usaha yang sedang kamu jalankan atau kamu kembangkan. Jangan pernah berhenti membuat sebuah inovasi untuk sebuah prestasi, sebab itulah yang akan membuat kita meraih sebuah kesuksesan. Jadilah pengusaha yang bijak dan jujur dalam menentukan harga produk, sebab utamakanlah kualitas untuk mendapatkan popularitas, supaya kita dapat meraih profit yang kuantitas. Jika ada kesalahan dalam penulisan atau perkataan mohon dimaafkan, terimakasih telah menyimak. Wassallamu'alaikum.

Stay Tune and See You Next Story.

Kamis, 02 April 2020

Aspek Pemasaran Dalam Berwirausaha

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua
Shalom..

"Bagaimana cara membuat Teknik dan Strategi pemasaran untuk bisnis makanan ringan dalam persaingan produk di era sekarang? Apakah ada Aspek-aspek yang harus kita perhatikan dalam metode pemasaran dalam usaha kita?" Yuk simak penjelasan dibawah ini!!


Teknik dan Strategi dalam bisnis Makanan Ringan

Bisnis makanan ringan adalah salah satu bisnis skala rumahan yang paling banyak diminati baik oleh ibu rumah tangga atau pekerja yang ingin memiliki usaha sampingan. Peminta makanan ringan di Indonesia cukup banyak dan terus mengalir mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga para orang tua. Merintis bisnis atau usaha kuliner khususnya makanan ringan bisa menjadi peluang yang cukup menjanjikan karena memiliki banyak peminat, bisa dikonsumsi berulangkali dan merupakan salah satu bisnis yang fleksibel secara modal/finansial.

Melihat beragamnya jenis makanan ringan di Indonesia mulai dari gorengan, keripik, kue kering, hingga makanan kemasan lainnya, membuat peluang bisnis ini semakin terbuka lebar untuk Anda. Dengan sedikit inovasi dan variasi harga yang sesuai pasar, tentu ide bisnis Anda akan mudah diterima oleh masyarakat. "Persiapan yang matang dan perencanaan serta lakukan beberapa riset dan analisa pasar untuk mengetahui camilan apa yang memiliki permintaan pasar cukup tinggi tetapi produsennya terbatas".

Namun, walaupun terlihat mudah dan menjanjikan, jika tidak ditekuni dengan sungguh-sungguh dan kurang mengenali peluang usahanya, maka kegagalan juga bisa terjadi. Ada banyak hal yang bisa memengaruhi kesuksesan seorang pengusaha dalam menjalankan bisnis makanan ringan terutama bagi para pengusaha baru yang memulai bisnisnya. Hal-hal ini sangatlah perlu diperhatikan sebab menjadi sebuah faktor penentu dalam tingkat keberhasilan strategi yang dia buat dalam dunia bisnis serta mampu bertahan dalam tingkat persaingan yang terjadi antar produsen lainnya. Aspek-aspek tersebut adalah :


1. KUALITAS PRODUK BAGUS

Selain berharga murah, makanan ringan juga memiliki kemungkinan yang tinggi untuk dikonsumsi berulang kali. Agar usaha makanan ringan semakin berkembang dan diminati banyak konsumen, coba kita perhatikan kualitasnya. Gunakan bahan yang segar, higienis, dan tentunya tidak mengandung zat berbahaya, sehingga aman untuk dikonsumsi berulang kali. Jangan lupa kemaslah makanan ringan yang kita produksi dengan kemasan yang baik dan menarik. Packaging yang bagus dapat menjadi nilai tambah bagi produk kita dan pelanggan akan lebih mudah tertarik



2. SELALU MEMPUNYAI INOVASI

Persaingan di bidang usaha termasuk usaha makanan ringan pasti akan selalu ada. Hindari persaingan dan ciptakan jarak terhadap pesaing bisnis kita dengan melekatkan sebuah inovasi pada produk tersebut.
Dengan adanya suatu inovasi, produk makanan yang kita miliki akan terlihat berbeda, unik, dan mudah dikenali di mana saja dan kapan pun. Jadi tidak masalah jika produk yang kita jual ternyata sudah ada di pasaran, selama produk itu berbeda secara inovasi dengan produk-produk yang sudah beredar.
3. STRATEGI PENJUALAN YANG TEPAT
Saat ini hampir semua bidang usaha punya kemungkinan untuk memasarkan produknya baik secara online maupun offline. Bisnis makanan ringan juga bisa menggunakan strategi itu. Kenali pasar potensial dalam bisnis ini dan perluas pemasaran dengan cara online jika memungkinkan. Berikan diskon/penawaran tertentu untuk pembelian dalam jumlah yang besar dan berikan sampel atau contoh produk gratis jika diperlukan. Kenali perkembangan strategi penjualan terkini (ter-update) dan manfaatkan hal tersebut untuk meningkatkan popularitas produk yang kita tawarkan, misalnya dengan berjualan melalui social media atau beberapa market place tertentu yang sudah banyak dikenal masyarakat.
4. Bundling dengan produk lain dalam market pasar
Jika kita ingin mengenalkan produk baru kepada konsumen, kita dapat membuat suatu paket yang terdiri dari satu produk yang sudah ada ditambah dengan produk baru yang ingin kita pasarkan. Misalnya, ketika sebuah produk makanan ringan yang kita buat ingin mengenalkan varian rasa baru, maka tidak ada salahny jika memberikan produk tambahan sebagai bundling dari produk yang sudah dikenal dengan pembelian separuh harga/harga khusus. Dengan metode bundling ini tentu konsumen akan lebih antusias untuk membeli karena bisa mencoba produk baru yang belum dikenali dengan harga murah sehingga tidak takut kecewa jika rasa tidak sesuai harapan/persepsi konsumen.
5. PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN CERDAS
Ketika produk kita telah berinovasi, dikenal luas dalam masyarakat, dan punya tingkat penjualan yang tinggi, maka hal terakhir yang kita diperhatikan adalah pengelolaan keuangan yang cerdas. Biasakan untuk memiliki catatan keuangan yang baik, pisahkan antara keuangan pribadi dan bisnis, kembangkan usaha melalui perkiraan aset serta keuntungan yang dimiliki serta pastikan tidak ada kebocoran pengeluaran dengan mengenali beban biaya usaha yang tidak perlu.
Mengelola keuangan secara cerdas ini, jika dilakukan secara manual tentunya akan cukup menyita waktu dan rentan dengan faktor human error. Untuk menghindari hal tersebut, kita bisa mengandalkan software akuntansi online seperti Jurnal. Dengan Jurnal, sepertinya kita tidak hanya bisa mencatat pemasukan dan pengeluaran, namun juga bisa mengecek ketersediaan barang secara realtime, melihat laba rugi perusahaan, hingga membuat laporan keuangan di mana pun dan kapan pun yang kita mau.