Assalamualaikum Wr. Wb.
Syalom...
Halo semuanya, kembali lagi sama anantas nih... Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi tentang bagaimana memanfaatkan Business Model Canvas untuk merencanakan bisnis bagi pebisnis pemula (StartUp) seperti saya. Sebelum kita masuk ke pembahasan tentang Business Model Canvas itu sendiri, saya ingin membahas terlebih dulu mengapa Business Model Canvas bisa menjadi sebuah tools yang efektif untuk membuat perencanaan bisnis.
- Apa itu Business Model Canvas?
- Mari kita mengenal tentang Business Model Canvas (BMC)
- Manfaat dan Kelebihan Business Model Canvas
- 9 Langkah Menggunakan Business Model Canvas
- Langkah 1 – Customer Segment
- Langkah 2 – Value Proposition
- Langkah 3 – Channels
- Langkah 4 – Customer Relationship
- Langkah 5 – Revenue Stream
- Langkah 6 – Key Activities
- Langkah 7 – Key Resources
- Langkah 8 – Key Partnership
- Langkah 9 – Cost Structure
APA YANG DIMAKSUD BUSINESS MODEL (MODEL BISNIS)
Saya sudah punya sebuah ide, kemudian saya harus merumuskan juga business model saya untuk divalidasi. Tapi, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan business model itu? mari di simak!
Business model, atau model bisnis secara sederhana dapat diartikan sebagai proses bagaimana perusahaan menciptakan value dan mendapatkan keuntungan dari value yang diciptakannya secara berkelanjutan
Mengenal Apa itu Business Model Canvas
Akhirnya sampailah kita pada pemabahsan apa itu Business Model Canvas (BMC). BMC adalah sebuah tools yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, yang dipopulerkan melalui bukunya Business Model Generation. BMC dikembangkan untuk membantu organisasi bisnis dan pengusaha pemula untuk memetakan dan melakukan analisa terhadap model bisnis mereka. Secara umum, BMC dikembangkan dengan mempertimbangkan 9 blok utama yang harus diperhatikan dalam memetakan model bisnis. Kesembilan blok utama ini, semua terangkum dalam satu canvas (1 halaman). Inilah yang juga membuat BMC unggul karena dengan kesederhanaannya yang hanya terdiri dari 1 halaman ini, ternyata powerful untuk memberikan pemahaman tentang model bisnis secara utuh.
Berikut adalah bentuk dari Business Model Canvas
Kesembilan blok yang ada di BMC tergabung dalam 1 kanvas, yang mewakili kunci utama pendorong keberhasilan suatu bisnis,
- Customer Segments : Siapa konsumen Anda? Seperti apa deskripsi orang yang ingin masalahnya Anda pecahkan? Bagaimana karakteristik mereka? Apa yang mereka pikirkan? Rasakan? Lakukan?
- Value Proposition : Solusi apa yang Anda tawarkan ke konsumen Anda? Apa yang menarik dari solusi Anda? Apa yang membuat konsumen mau memilih, membeli, dan menggunakan value Anda?
- Channels : Bagaimana cara agar value / solusi masalah Anda bisa sampai ke tangan konsumen?
- Customer Relationship : Bagaimana cara Anda berinteraksi untuk menjaga loyalitas konsumen?
- Revenue Streams : Bagaimana cara bisnis menghasilkan uang dari value yang ditawarkan?
- Key Activities : Apakah aktivitas kunci atau strategi kompetitif yang dilakukan bisnis untuk menciptakan value proposition nya?
- Key Resources : Apa saja sumber daya yang harus dimiliki perusahaan agar dapat kompetitif dalam menciptakan value?
- Key Partnership : Siapa partner yang mendukung organisasi agar selalu kompetitif?
- Cost Structure : Apa saja faktor – faktor yang membentuk biaya yang harus dikeluarkan?
MANFAAT DAN KELEBIHAN BUSINESS MODEL CANVAS
BMC menjadi populer tidak hanya di perusahaan besar yang mapan, namun juga populer di kalangan entrepreneur dan juga intrapreneur dalam memetakan, menganalisis, validasi, dan melakukan inovasi di model bisnis yang telah ada. Secara mendasar, sebagai praktisi, saya menemukan ada 3 manfaat utama dari BMC.
- FOKUS : Satu hal yang paling saya rasakan dengan membuat Business Model Canvas ini adalah mampu menajamkan fokus dan membuat kejelasan mengenai model bisnis yang diajukan, ketimbang membuat rencana bisnis yang tebalnya berhalaman – halaman.
- FLEKSIBEL : BMC sangat bermanfaat karena mudah untuk dimodifikasi dengan tetap memberi pandangan secara menyeluruh terhadap model bisnis
- TRANSPARANSI : Sebagai pendiri beberapa bisnis, BMC seringkali saya gunakan untuk mengomunikasikan visi dan model bisnis kepada tim, dan dengan BMC tim menjadi lebih mudah mengerti apa model bisnis di organisasi.
9 Langkah Menggunakan Business Model Canvas
Menurut saya memang paling enak melakukannya dengan praktik langsung. Jadi saya menyarankan kalian untuk mencetak template Business Model Canvas di kertas A3, mempersiapkan sticky notes dengan 2 warna berbeda, kemudian mulai mengisi BMC kalian sesuai dengan bisnis yang ingin atau dengan kalian jalankan saat ini. Bagi kalian yang belum pernah sama sekali menggunakan Business Model Canvas sebelumnya, berikut ini adalah tutorial singkat yang saya rangkai untuk mempermudah pemahaman kalian:
- LANGKAH 1 : Customer Segments
Customer segments atau segmen konsumen yang ditarget merupakan hal terpenting yang harus bisa dijawab dari Business Model Canvas. Kebanyakan model bisnis tidak memberikan hasil yang diharapkan karena customer segment tidak dapat didefinisikan dengan jelas. Untuk dapat mengisi customer segment dengan jelas, hal berikut ini perlu diperhatikan:
1. Customer Segment Dimensions (Dimensi Segmen Konsumen). Perhatikan apakah bisnis Anda menargetkan konsumen single atau multi-sided market? Maksud multi-sided market, misalnya Facebook yang memiliki model bisnis untuk melayani dua pihak : advertiser dan user.
2. Customer Characteristics (Karakteristik Konsumen). Setelah memetakan dimensi segmen, maka selanjutnya adalah mendefinisikan karakter segmen di masing – masing dimensi tadi. Sebagai contoh, apabila kita memiliki segmen user, maka user yang karakteristiknya seperti apa?
3. Customer Problems / Needs (Masalah / Kebutuhan Konsumen). Satu hal yang perlu Anda lakukan adalah mengurangi asumsi apa yang dibutuhkan konsumen dengan bertanya langsung kepada mereka. Buat pengamatan lapangan atau wawancara langsung agar Anda semakin dekat dengan konsumen Anda.
- LANGKAH 2 : Value Propositions
Ketika pemetaan customer segment sudah jelas, maka selanjutnya kita memilih mana masalah atau kebutuhan dari pelanggan itu yang ingin kita penuhi? Selain itu, di value proposition juga harus mempertimbangkan apa keunikan / keunggulan solusi yang kita tawarkan dibandingkan solusi lainnya?. Maka dari itu, siapkan sticky notes dan tuliskan sebanyak – banyaknya value proposition yang kalian persiapkan sebagai cure atau obat untuk mengatasi masalah dari konsumen. Setelah kalian menemukan value proposition, pastikan kalian menghubungkan koneksi antara VP yang kalian miliki dengan customer segment yang telah kalian petakan.
- LANGKAH 3 : CHANNELS
Channels dalam BMC adalah entitas yang digunakan oleh organisasi bisnis untuk membuat value proposition yang sudah dibuat itu ‘sampai’ ke konsumen. Biasanya saya menggunakan framework AIDA (Attention – Interest – Desire – Action)sebagai tahap awal, ditambah bagaimana proses pengiriman barang atau jasa tersebut ke konsumen. Misalnya, apa yang bisa dilakukan untuk menarik attention konsumen terhadap value proposition yang dibuat? Beberapa pilihan menarik, antara lain: Membuat iklan, Memasang FB Ads atau Google Adwords.
- LANGKAH 4 : Customer Relationship
Bagian customer relationship diisi tentang bagaimana kita berinteraksi kepada konsumen setelah terjadi transaksi, untuk memastikan konsumen puas dengan value yang kita tawarkan sepanjang hingga akhir life cycle nya. Perusahaan penerbangan, misalnya setelah kita menggunakan jasa penerbangannya umumnya akan ditawarkan berbagai email penawaran, memberikan membership khusus, yang apabila sudah mencakup beberapa poin akan mendapatkan benefit tertentu.
- LANGKAH 5 : Revenue Stream
Revenue streams adalah pendapatan yang diterima oleh perusahaan atau organisasi yang berasal dari value proposition yang ditawarkan. Hal paling penting adalah harus terjadi koneksi yang clear antara revenue stream yang dihasilkan dari value proposition, dan customer segment mana yang membayar untuk hal tersebut.
- LANGKAH 6 : Key Activities
Untuk menciptakan value proposition yang lebih baik dan kompetitif, tentunya ada beragam aktivitas kunci untuk dapat menghasilkan value porposition sesuai dengan yang diharapkan. Aktivitas ini adalah aktivitas pokok yang apabila hilang atau tidak ada, maka value proposition yang kompetitif tidak dapat direalisasikan.
- LANGKAH 7 : Key Resources
Key resources adalah sumber daya strategis yang dibutuhkan untuk menunjang key activities agar bisa berjalan lancar untuk menghasilkan value proposition sesuai dengan yang diharapkan. Dengan terpetakannya key resource, diharapkan sebuah bisnis dapat menjadi lebih kompetitif dibandingkan pesainya.
- LANGKAH 8 : Key Partnership
Sebuah organisasi bisnis tentunya tidak bisa berjalan hanya mengandalkan dirinya sendiri. Ketimbang mengembangkan dan menjalankan semuanya sendiri, ada baiknya untuk bekerjasama dengan mereka yang telah expert di bidangnya masing – masing.
- LANGKAH 9 : Cost Structure
Cost structure adalah daftar biaya yang dikeluarkan oleh organisasi bisnis dalam rangka menciptakan value proposition kepada konsumen. Biasanya, cost structure ini ‘ditarik’ dari key activities.Pemetaan struktur biaya perlu dilakukan dengan lebih hati – hati, karena sangat penting apabila organisasi bisnis ingin dibuat dalam skala yang lebih besar dari sebelumnya.
Contoh Usaha Bisnis Model Kanvas Makanan Ringan
Salah satu contoh bisnis model kanvas makanan adalah dengan membuka usaha strawberry. Tujuannya adalah membuat makanan sehat yang berasal dari buah strawberry yang segar. Jadi, untuk cara membuatnya cukup mudah. Namun, bila kalian masih kesulitan membuat bisnis model kanvas dari makanan, maka coba saja jawab pertanyaan ini dulu. Sehingga, Anda tahu seperti apakah contoh BMC makanan yang benar.
- Siapakah yang bakal membeli produk Anda dan siapa yang akan membayar jasa Anda?
- Mengapa konsumen harus menggunakan jasa atau produk Anda? Seperti apakah kelebihan bisnis Anda daripada kompetitor lainnya? Apa yang membuat bisnis Anda menarik?
- Bagaimana cara konsumen mengetahui produk yang Anda tawarkan dan bagaimanakah caranya supaya jasa atau produk Anda sampai ke pelanggan?
- Berbicara tentang customer relationships, maka bagaimana caranya supaya Anda dapat selalu terhubung dengan para pelanggan dan bagaimana juga caranya supaya Anda bisa memastikan mereka puas atau tidak?
- Bagaimanakah caranya agar bisnis Anda dapat menghasilkan uang dan apa saja produk yang mau dijual?
- Kegiatan apa yang dilakukan demi menciptakan value proposition dan strategi seperti apakah yang harus dilakukan?
- Sumber daya apakah yang wajib ada demi menjalankan bisnsi, dan aset apa yang dibutuhkan supaya dapat bersaing dengan bisnis yang sama? Ke delapan, siapakah yang bisa mengerjakan semua kebutuhan perusahaan diluar key activitiesnya? Siapakah supplier yang bisa menentukan kesuksesan bisnis kalian?
- Pengeluaran apa saja supaya bisnis bisa berjalan? Dengan memahami pertanyaan itulah, dijamin kalian bisa mencoba contoh bisnis model kanvas makanan ini:
Sebagai pengusaha pemula yang ingin memulai bisnis, membuat business plan tidak ada salahnya. Hanya saja, hal yang perlu dipastikan terlebih dahulu adalah apakah ide yang dibawa memiliki model bisnis yang valid. Business Model Canvas, adalah sebuah tools yang sangat menarik untuk kalian coba dalam rangka menguji model bisnis Anda.
Dengan model bisnis yang sudah teruji, barulah kemudian Anda mencoba membuat business planyang lebih detil sambil kemudian pitching kepada investor untuk meningkatkan skala bisnis Anda menjadi lebih besar. Semoga informasinya bermanfaat untuk mewujudkan ide bisnis yang kalian ingin atau sedang kalian jalankan saat ini. Akhir kata saya ucapkan terimakasih banyak telah menyimak. Trust me, your business is your self.
salam, see you next time.